Jumat, 21 November 2014

Pemuda dan Sosialisasi



Peran Sosialisasi Bagi Para Pemuda


Pengertian Pemuda
Pemuda merupakan sebutan bagi orang yang baru memasuki produktif. Para pemuda merupakan pribadi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, haus akan pengalaman, berpikiran maju (berorientasi kepada masa depan),dinamis,dsb. Para pemuda biasanya memiliki pandangan sendiri dalam menyikapi berbagai fenomena sosial di sekitar mereka dan pandangan itu sesalu berubah seiring dengan pengalaman yang mereka dapat. Semua perilaku mereka besifat dinamis dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman sampai mereka dewasa.

Sifat-sifat pemuda yang sangat dinamis selalu berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan kita. Banyak dari pemuda yang menciptakan tren baru yang berujung pada perubahan nilai-nilai ataupun kebiasan. Semua perubahan tersebut dapat kita rasakan dengan mulai memudarnya nilai-nilai maupun budaya lama yang mulai digantikan oleh budaya moderen.

Pegertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).

Sosialisasi primer                                                       
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

Tipe-tipe Sosialisasi

Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Hungungan Pemuda dan Sosialisasi
Seperti penjelan tentang pemuda di atas, pemuda sangat dinamis dalam berperilaku. Hal tersebut sebetulnya sangat bagus, karena dengan begitu dunia ini akan terus berkembang. Perkembangan tersebut juga didukung oleh rasa keingintahuan mereka yang tinggi dan keaktivan yang mereka miliki, mengingat usia mereka yang berada pada rentang usia produktif. Tentu saja tidak semua perkembang yang terjadi selau berjalan dengan baik ataupun menimbulkan konflik. Disinilah peran sosialisasi dibutuhkan untuk mengendalikan perilaku pemuda tersebut agar dapat meminimalisir konflik dan efek negatif dari perubahan yang mereka buat.

Sosialiasi yang paling utama dalam melakukan pengendalian adalah sosialisasi pada keluarga yang merupakan agen sosialisasi terdekat. Di dalam keluarga, peran orang tua sangat penting dalam mendidik anaknya tentang nilai-nilai yang ada, yang baik maupun yang buruk. Sosialisasi ini harus dilaukukan sejak anak masih kecil agar anak dapat menerimanya dengan lebih baik, karena pada saat anak sudah menginjak masa remaja (pemuda) anak biasanya akan berargumen dengan nasihat orang tua yang mungkin bertentangan dengan pandangan mereka. Argumen tersebut sebetulnya baik karena dapat melatih kepercayaan diri anak terhadap pendapatnya sendiri, tetapi jika anak tersebut bergaul dalam lingkungan yang tidak baik maka mindset anak tersebut akan ikut tidak baik.

Dalam penjelasan di atas dikatakan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi mindset pemuda, itu dapat terjadi karena dalam lingkungan pergaulan pemuda terdapat berbagai agen sosialisasi lainnya, yaitu teman sepergaulan, sekolah, dan juga media massa. Agen-agen sosial tersebut sebenarnya mempunyai pengaruh lebih besar terhadap perkembangan para pemuda, karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu mereka pada agen-agen tersebut. Teman sepergaulan adalah yang terdekat kedua setelah keluarga. Perannya sangatlah besar dalam membentuk pribadi anak, karena disanalah mereka belajar pertemanan, kerja sama, saling berbagi, bertukar pikiran, bermain, dsb bersama-sama. Mereka hidup dalam masa yang sama, hal itu membuat mereka dapat saling menerima satu sama lain tanpa adanya konflik. Oleh karena itu, terkadang sosialisasi pada teman sepergaulan lebih dominan dari sosialisasi orang tua.

Sebagai orang tua, hal yang dapat dilakukan agar hubungan dengan anak tetap terjaga dengan baik adalah dengan menyesuaikan nasihat ataupun sosialisasi yang diberikan dengan perkembangan yang ada, karena dengan begitu anak akan lebih menerima apa yang orang tua berikan. Hubungan baik ini juga dapat menciptakan suasana harmonis dalam keluarga. Keharmonisan dalam keluarga juga dapat menimbulkan berbagai pengaruh positif pada anak. Hubungan kurang baik antara orang tua dan anak tentu akan merenggangkan keduanya. Jika hubungan sudah renggang, anak akan tidak peduli dengan nasihat orang tua dan berpotensi melakukan tindakan-tindakan negatif untuk melampiaskan kekesalannya terbut.

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah media massa. Media massa di zaman digital ini, hampir mencakup di segala aspek kehidupan. Media massa yang paling berkembang saat ini adalah internet, hampir semua aspek kehidupan terkoneksi dengan internet, diantaranya pendidikan, jual-beli, berita, forum, komunikasi, dsb. Pengguna internet terbanyak adalah golongan pemuda. Kebanyakan dari mereka, menggunakan internet untuk berkomunikasi, mencari informasi aktual, dan mencari sesuatu yang menurut mereka menarik. Proses yang terjadi pada sosialisasi media massa ini hampir sama dengan teman sepergaulan, karena di dalamnya mereka dapat berkomunikasi dengan siapa saja di dunia ini. Hal-hal yang biasanya terjadi adalah awal mula terbentuknya suatu tren yang nantinya dapat menjamur ke semua pemuda. Tapi terkadang tidak semua tren yang terbentuk adalah sesuatu yang positif atau bahkan dapat merusak moral para pemuda. Disinilah peran agen sosialisasi utama (keluarga) kembali diperlukan untuk melakukan pengendalian terhadap rasa ingin tahu anak, karena di dalam internet semua konten dapat diraih dengan mudah baik yang positif maupun negatif.

Kesimpulan
Pemuda merupakan pribadi yang mempunyai sifat dinamis yang selalu berubah-ubah seiring waktu berjalan. Rasa keinginan tahuan mereka begitu tinggi dan sifat mereka sangat aktif membuat diperlukannya sosialisasi secara berkala untuk mengontrol perilaku mereka agar tidak menyimpang. Peran keluarga sangat penting dalam proses sosialisasi, karena keluarga merupakan agen sosialisasi utama yang terdekat. Untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan anak, diperlukan penyesuaian dengan perkembangan zaman dalam melakukan sosialisasi agar anak dapat lebih menerimanya. Keluarga juga harus memantau perkembangan anak dalam berinteraksi dengan temannya, agar pergaulan anak tidak menyimpang ke arah yang tidak baik dan dapat meerusak masa depan anak atau pemuda tersebut. Dan yang tidak kalah penting adalah memberi nasihat kepada anak untuk tidak melihat konten negatif di media massa agar tidak merusak moral anak. Pada akhirnya hubungan anak dan orang tualah yang menjadi kunci dari terkendalinya perilaku anak tersebut.

Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi